Teori-Teori Pembelajaran

Teori-Teori Pembelajaran. Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia bisa mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat terjadi dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.



Kebutuhan manusia akan belajar tidak akan pernah berhenti selama manusia ada di muka bumi ini. Hal itu disebabkan karena dunia dan isinya termasuk manusia selalu berubah (Lestari Nur, 2014 : 5). Menurut Slameto dalam (Ahmadiyanto: 982) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:
  1. Secara sadar
  2. Bersifat positif dan aktif
  3. Bukan bersifat sementara
  4. Ada tujuan/terarah
  5. Mencakup aspek tingkah laku.

Gagne dalam (Ahmadiyanto: 982) menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan jenis kinerja.

Menurut Daryanto dalam (Ahmadiyanto: 982) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaam hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2001 : 27). Belajar dipengaruhi oleh dua pandangan. Pertama, pandangan yang didasari asumsi bahwa peserta didik adalah manusia pasif yang hanya melakukan respons terhadap stimulus. Kedua, pandangan yang mendasarkan pada asumsi bahwa peserta didik adalah manusia aktif yang selalu berusaha untuk berfikir da bertindak di dalam dan terhadap dunia kehidupannya.

Belajar akan terjadi apabila peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial budaya maupun lingkungan alam (Sudjana, 2010 : 43).
Jadi, belajar adalah suatu proses perubahan individu yang baru secara keseluruhan terhadap sikap, minat, nilai dan perubahan kemampuannya berdasarkan pengalaman dan interaksi terhadap lingkungannya.

Belajar sendiri bisa diartikan merupakan suatu proses perubahan individu yang baru secara keseluruhan terhadap sikap, minat, nilai dan perubahan kemampuannya berdasarkan pengalaman dan interaksi terhadap lingkungannya. Perubahan-perubahan dari sikap, minat, nilai dan kemampuan itulah disebut dengan hasil belajar yang terjadi pada proses belajar mengajar.

Hasil belajar menurut Bloom (1956) terdapat tiga ranah hasil belajar, yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan enam tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar (Daryanto, 2013).

Selengkapnya tentang Teori-Teori Pembelajaran dapat diakses (DISINI).

Demikian semoga artikel yang kami tulis tentang Teori-Teori Pembelajaran dapat bermanfaat. Apabila ada pertanyaan atau hal yang masih dibingungkan dapat disampaikan pada kolom komentar dibawah. Terimakasih telah meluangkan waktu membaca.