Seperti Inikah Pengamen yang Ada di Indonesia



Pernahkah dari kita merasakan bahwa kehadiran pengamen adalah satu hal yang membuat suatu kondisi yang tidak nyaman? Saya kira pasti ada satu dua orang yang merasakan demikian. Saya juga merasakannya. Ceritanya begini pada suatu hari saat sedang asyik bersantai di teras rumah pada siang hari tiba tiba saya dibuat melongo oleh kehadiran dua orang pengamen. Orang pertama membawa gitar yang ukuran kecil, sedangkan orang yang kedua membawa alat musik buatan sendiri dari ban bekas mobil bagian dalam. Alat musik yang bentuknya seperti ketipung mungkin kalau saya mengira.

Tanpa basa basi mas mas berdua yang penampilannya agak membuat merindung saya ini mulai beraksi memainkan senjata kebanggaan yang ia bawa. Sontak saya keget mau apa nih orang kok datang tidak diundang lalu tiba tiba langsung nyanyi dihadapan saya yang saya pun tak tahu sebenarnya lagu apa yang sedang dinyanyikan mas mas ini. Kalau didengarkan dengan cara seksama lagu yang dinyanyikan adalah lagu ber-genre dangdut. Tahu sendiri saya paling tidak suka kalau ada musik dangdut karena saya adalah penyuka musik musik pop melow khususnya karya dari Peterpan (sekarang menjadi Noah), Dewa 19 ( kabarnya sudah bubar), dan lagu lagu dari musisi Melayu yang lagunya tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Kalau lagu yang dibawakan adalah lagu yang saya suka tidak apa apa tapi ini yang dinyanyikan adalah lagu dangdut yang saya pun setelah mendengar mas mas ini nyanyi mood saya yang tadinya lagi baik baiknya malah jadi down tidak jelas. Waktu itu lagi ada banyak tugas dari sekolah, jadu maklum kalau banyak pikiran ditambah lagi adanya mas mas ini. Kalau saya boleh bilang ya sebaiknya mas mas ini harusnya kalau mau ngamen itu mbok ya minta izin dulu sama penghuni rumahnya, jangan kaya jalangkung yang datang tidak undang. Kalau sampai didepan rumah orang yang akan menjadi destinasi mengamen kalian ya minta izin dulu gitu lah.

Adab sopan santun dan tata krama yang diakui oleh bangsa barat harusnya dilakukan. Mungkin bisa pertama tama saat sampai di depan rumah lalu bertanya : "Permisi mas, apa kita boleh ngamen disini apa ngga?", dengan begitu pasti paling tidak respect dengan kalian. Dalam hati si pemilik rumah : "Wah baru kali ini ada pengamen sopan sekali, ya sudahlah di bolehin aja ngamen". Kalau pengamennya sopan minta izin dulu kemungkinan besar si penghuni rumah akan memberi izin untuk ngamen.

Fakta tentang pengamen :
1.Kebanyakan anak yang nakal.
Walau tidak semuanya anak nakal, tapi sebagian dari mereka memang begitu berdasarkan pengamatan saya selama ini.

2. Dapat uang banyak.
Yang mengamen ada 2 orang, mereka mengamen di 1 desa yang katakanlah ada 250 kepala keluarga yang tiap tiap rumah katakanlah memberi mereka paling sedikit seribu rupiah. Kita hitung saja 250 x 80% x 1000= 200.000 rupiah. Kita ambil 80% dari total keseluruhan jumlah kepala keluarga karena ada rumah yang penghuninya bekerja ataupun bepergian. Dari satu desa mendapatkan uang kira kira 400 ribu rupiah dalam sehari. Kalau diamati para pengamen ini dalam sehari bisa mengamen ke dua atau tiga desa yang berbeda. Dalam sehari saja pendapatannya 400 - 600 ribu rupiah, dan kalau dihitung dalam sebulan bisa mendapat 12 juta rupiah.

3.Mayoritas suaranya standar, bahkan dibawahnya.
Saya sendiri pernah mendengar pengamen nyanyi tapi sebenarnya dia itu tidak berbakat untuk nyanyi, lebih berbakat merusak mood dedeorang mungkin.

4.Alat musik seadanya.
Kadang cuma bawa gitar aja sama kecrekan dari tutup botol.

4.Penampilannya tidak karuan.
Rambutnya urakan mungkin jarang keramas kali.

#Pesan dari saya pribadi

Semoga kedepannya di Indonesia tidak ada lagi pengamen yang meresahkan. Kalaupun ada semoga yang terorganisir dengan baik seperti pengamen diluar negeri yang mengamen menggunakan alat musik yang modern dan lumayan banyak, dan itu dilakukan hanya disatu tempat saja di keramaian dan tidak nomaden.